Ada sebuah keluarga sederhana di sebuah negeri, diceritakan bahwa si ayah mempunyai 2 orang anak laki-laki. Suatu masa datanglah sakaratul maut Sang Ayah. Sebelum ayah nya meninggal beliau berpesan 2 hal kepada 2 orang anak laki-lakinya:
"Nak, ikitulah kata-kata ku ini
1. Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepada mu..
2. Jika pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari.."
Waktu terus berjalan. Setelah ayah nya meninggal, anak nya yang sulung bertambah kaya, sedangkan anak nya yang bungsu semakin miskin...Ibunya yg masi hidup menanyakan kepada mereka. Mengapa nasib kalian begitu berbeda padahal ayah kalian mewasiatkan hal yang sama, mari kita telusuri himah dibalik pesan itu..yuk lanjut
Jawab anak yg bungsu,"Ini karena aku mengikuti pesan ayah,
Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepada ku,
dan akibat nya modalku ludes karena orang yang utang kepadaku tidak membayar dan
aku tidak bole menagih nya. Dan beliau berpesan mukaku jangn terkena sinar matahari sehingga tatkala hendak ke toko, maka aku harus naek becak atau andong. Padahal dengan jalan kaki bisa saja, tetapi pesan ayah demikian, akibat nya pengeluaran ku bertambah banyak.."
Kepada anak nya yg sulung yang bertambah kaya, ibu jg bertanya.
Jawab anak sulung, "Karena ayah berpesan jangan menagih utang kepada orang
yang berutang kepadaku, maka aku tidak meminjamkan uang kepada siapa pun sehingga
modal ku tidak ludes. Ayah juga berpesan jika mau ke toko atau pulang dari toko mukaku jangan terkena sinar matahari, maka aku berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko aku buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh setelah toko lain tutup. Dengan kebiasaan seperti itu, orang tahu toko ku mempunyai jam lebih lama, dan toko ku laris pengunjung.
Kisah diatas menunjukan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan persepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positiv attitude.
Disadur dengan beberapa tambahan dari sini
"Nak, ikitulah kata-kata ku ini
1. Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepada mu..
2. Jika pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari.."
Waktu terus berjalan. Setelah ayah nya meninggal, anak nya yang sulung bertambah kaya, sedangkan anak nya yang bungsu semakin miskin...Ibunya yg masi hidup menanyakan kepada mereka. Mengapa nasib kalian begitu berbeda padahal ayah kalian mewasiatkan hal yang sama, mari kita telusuri himah dibalik pesan itu..yuk lanjut
Jawab anak yg bungsu,"Ini karena aku mengikuti pesan ayah,
Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepada ku,
dan akibat nya modalku ludes karena orang yang utang kepadaku tidak membayar dan
aku tidak bole menagih nya. Dan beliau berpesan mukaku jangn terkena sinar matahari sehingga tatkala hendak ke toko, maka aku harus naek becak atau andong. Padahal dengan jalan kaki bisa saja, tetapi pesan ayah demikian, akibat nya pengeluaran ku bertambah banyak.."
Kepada anak nya yg sulung yang bertambah kaya, ibu jg bertanya.
Jawab anak sulung, "Karena ayah berpesan jangan menagih utang kepada orang
yang berutang kepadaku, maka aku tidak meminjamkan uang kepada siapa pun sehingga
modal ku tidak ludes. Ayah juga berpesan jika mau ke toko atau pulang dari toko mukaku jangan terkena sinar matahari, maka aku berangkat sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko aku buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh setelah toko lain tutup. Dengan kebiasaan seperti itu, orang tahu toko ku mempunyai jam lebih lama, dan toko ku laris pengunjung.
Kisah diatas menunjukan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan persepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positiv attitude.
"BERUSAHALAH MELAKUKAN HAL BIASA YANG DIKERJAKAN DENGAN CARA LUAR BIASA.."
Disadur dengan beberapa tambahan dari sini
0 komentar:
Posting Komentar